Senin, 20 Maret 2017

ANALISIS NUKLIR SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF YANG RAMAH LINGKUNGAN SERTA PEMANFAATANNYA BERDASARKAN AL-QUR’AN


ANALISIS NUKLIR SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF YANG RAMAH LINGKUNGAN SERTA PEMANFAATANNYA BERDASARKAN AL-QUR’AN

Oleh:

Nopian Abdi Hidayat





A.    PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Apa yang terlintas di benak anda ketika ada yang bertanya tentang kondisi energi listrik Indonesia?. Mungkin sebagian kita, atau sebagian besar kita akan menjawab kalau energi listrik indonesia saat ini dalam keadaan baik dan tercukupi. Penulispun tidak menafikkan hal tersebut, karena memang produksi listrik nasional pada saat ini mencukupi konsumsi dan kebutuhan masyarakat indonesia. Tetapi mungkin jawaban kita akan berbeda dengan sebagian masyarakat yang sampai saat ini belum mendapatkan pasokan listrik.

Tercatat lebih dari 19 juta kepala keluarga (sumber PLN) di indonesia yang belum menerima pasokan listrik. Jumlah tersebut lebih banyak terdapat di daerah luar Jawali (jawa dan bali) karena listrik nasional terpusat di pulau Jawa dan Bali. Jumlah tersebut tidaklah menghawatirkan kalau dibandingkan dengan 200 juta lebih penduduk indonesia. Tetapi kemudian penulis mulai khawatir ketika pikiran kita merujuk pada masa yang akan datang karena ketersediaan listrik nasional saat ini hanya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam jangka pendek, sedangkan kebutuhan energi listrik dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

Energi listrik memegang peranan yang sangat penting untuk menunjang keberasilan pembangunan nasional. Tidak bisa dibayangkan akibat yang akan timbul kalau kondisi listrik seperti tahun 2010 lalu terulang kembali. Bidang ekonomi, pendidikan, industry dan lainnya akan mengalami kemunduran.

Untuk menanggulangi hal tersebut, pemerintah hanya mempunyai satu pilihan sebagai solusi mengatasi kondisi listrik di masa yang akan datang yaitu mencari sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Hal ini menjadi pilihan satu-satunya karena berharap konsumsi listrik masyarakat turun adalah sesuatu yang hampir mustahil.

Sumber energi yang selama ini digunakan adalah fosil yang meliputi minyak dan batu bara semakin menipis jumlahnya, tenaga angin juga sangat sulit dikembangkan karena kekuatan angin di indonesia tidak merata. Begitu juga dengan air yang semakin hari semakin kecil karena sungai-sungai di indonesia bergantung pada musim yang sekarang tidak menentu sebagai efek global warming. Biomassa yang digadang-gadang sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan ternyata tidak mampu menjadi solusi karena kurang efisien dan berbahaya karena berkontribusi terhadap terjadinya pemanasan global. Pilihan lain yang belum dikemangkan dan masih dalam tahap kajian adalah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

Sebagian besar penduduk Indonesia, bahkan juga penduduk dunia tidak bersahabat dengan kata nuklir. Hal ini sebagai akibat disalahgunakannya nuklir oleh beberapa pihak terutama untuk senjata militer. Kota Hirosima dan Nagasaki jepang menjadi bukti kedahsyatan nuklir yang waktu itu digunakan sebagai bom atom. Hal tersebut berimbas dengan dikecamnya Negara-negara yang mengembangkan energi nuklir.

Penggunaan nuklir yang salah ini kemudian menjadi kekhawatiran sebagian besar Negara di dunia untuk mengembangkannya sekalipun untuk kebutuhan yang positif, padahal beberapa Negara maju telah sukses menggunakan nuklir sebagai pondasi untuk menunjang ketersediaan energi. Negara yang selama ini menggunakan nuklir sebagai sumber energi adalah Jerman, Jepang, Amerika Serikat, Rusia, Iran dan beberapa Negara maju lainnya.

             Hal ini menjadi bukti bahwa tidak selamanya nuklir membawa kehancuran, tetapi tergantung bagaimana nuklir tersebut dimanfaatkan. Penggunaan dalam hal yang positif akan membawa kemakmuran, tetapi sebaliknya kalau digunakan untuk hal negatif, maka kehancuran sebagai muaranya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S Asy-Syura ayat 30, yang artinya:
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”

            Jadi jelaslah bahwa tidak ada ancaman yang akan ditimbulkan oleh nuklir ketika nuklir tersebut digunakan untuk kebaikan. Ancaman itu justru datang dari manusia-manusia serakah yang membuat kerusakan di darat dan laut. Nuklir sendiri adalah ciptaan Allah yang penuh dengan manfaat dan dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.

            Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang keberadaan nuklir adalah Q.S. Al-Hadid ayat 25, yang artinya:
"Sesungguhnya kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka al-kitab dan neraca (keadilan). Dan kami ciptakan besi (logam/nuklir) yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah maha kuat lagi maha perkasa”.

            Karya tulis ini membahas bagaimana pemanfaatan uranium yang menjadi bahan dasar nuklir mampu menjadi solusi atas krisis energi listrik yang melanda indonesia berdasarkan Al-Qur’an, sehingga nantinya pembangunan nasional di segala bidang dapat berjalan dengan lancar.



B.     TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kondisi Listrik Indonesia

            Berdasarkan data yang diperoleh dari PLN tentang kondisi listrik indonesia, konsumsi listrik cenderung naik sedangkan produksi cenderung turun. Tahun 2007 produksi listrik yang besarnya 141.711,30 GWh masih lebih tinggi diandingkan konsumsi listrik sebesar 121.554,79 GWh. Kemudian pada tahun 2008 dan seterusnya konsumsi listrik jauh lebih besar dibandingkan produksi listrik nasional.

            Nusa tenggara barat sendiri terbagi dalam 3 sistem listrik, yaitu sistem Lombok, sistem Sumbawa, dan sistem Bima. Menurut data dari bappeda NTB, sejak tahun 2004 beban listrik puncak yang digunakan di provinsi ini sudah tidak mampu dibebankan kepada PLN (Asrul:2009)



1.2.  Keberadaan Uranium sebagai Bahan Dasar Nuklir di Indonesia

Indonesia memiliki cadangan uranium yang bisa dimanfaatkan untuk bahan baku pembangkit listrik tenaga nuklir PLTN). Badan tenaga nuklir nasional (BATAN) mencatat cadangan uranium di indonesia sebanyak 53.000 ton, dengan rincian sebanyak 29.000 ton di Kalimantan barat, dan 24.000 ton sisanya di banka Belitung. Papua juga diindikasikan memiliki cadangan uranium yang cukup besar.

Adanya dugaan papua menyimpan cadangan uranium untuk bahan baku nuklir dalam skala besar didasarkan pada kesamaan jenis batuan di papua dengan bauan di Australia, yang telah diketahui menyimpan cadangan uranium terbesar di dunia. Sebagai gambaran, bila sebuah PLTN seukuran 1.000 MW membutuhkan 200 ton uranium per tahun, maka cadangan di Kalimantan barat yang jumlahnya mencapai 29.000 ton uranium bisa memasok uranium selama 145 tahun (Djarot:2010)



1.3.  Nuklir sebagai Pembangkit Listrik

 Aplikasi teknologi nuklir dalam bidang energi adalah pemanfaatan yang paling dulu dilakukan dibandingkan aplikasi teknologi nuklir dalam bidang lainnya. Berikut energi yang bisa dihasilkan oleh nuklir dibandingkan dengan pembangkit energi lain.

1 gram uranium = 2,5 ton batu bara = 17.500 liter minyak = 20 ton TNT

            Mengingat akan besarnya energi yang diperoleh dari reaksi nuklir tersebut, serta mengingat makin berkurangnya energi fosil (minyak dan batu bara), saat ini energi nuklir merupakan energi alternatif terbaik sebagai pengganti energi fosil. Oleh karena itu pembangunan reaktor nuklir untuk pembangkit tenaga listrik di dunia berkembang dengan pesat. Selain itu, perkembangan PLTN juga didukung oleh harga bahan baku uranium yang relatif masih murah dan cadangannya masih tersedia melimpah. Hal lain yang mendukung perkembangan PLTN adalah pemakaian energi nuklir untuk pembangkit tenaga listrik relatif bersih dan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Lain halnya dengan pemakaian bahan bakar fosil (minyak dan batu bara) akan menimbulkan dampak pencemaran lingkungan yang cukup parah (Wisnu Arya Wardhana:2007)



1.4.  Penjelasan Nuklir dalam Q.S Al-Hadid ayat 25

Islam adalah salah satu agama samawi yang dengan kitabnya Al-Qur’an memberikan informasi tentang jagat raya dan segala manfaatnya diciptakan Allah SWT tidak dengan sia-sia. Al-Qur’an merupakan sumber hukum utama umat islam, yang dijadikan sebagai pedoman dan petunjuk dalam menjalankan kehidupan di dunia dan akhirat, telah menjelaskan nuklir sebagai kekuatan prestisius. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT dalam Qur’an surat Al-Hadid ayat 25 yang artinya “Sesungguhnya kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka al-kitab dan neraca (keadilan). Dan kami ciptakan besi (logam/nuklir) yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah maha kuat lagi maha perkasa”.

1.5.  Metodologi Tafsir

Menuru Ayyub (2004) tafsir secara epistimologis berarti Al-Idlah dan Al-Tabyin (Menjelaskan dan menerangkan). Sedangkan secara terminologi berarti ilmu yang mempelajari tentang penjelasan makna-makna yang terkandung dalam Al-qur’an serta menggali hukum, hikmah, mau’idzah  serta pelajaran yang terpendam di dalamnya (Yunus: 2002). Menurut sebagian besar ulama’ tafsir, tafsir dan ta’wil merupakan dua kata yang sinonim. Secara garis besar, ada tiga bentuk tafsir, yaitu (Ayyub: 2004):

a.    Tafsir bi Al-Riwayah atau bi Al-Ma’tsur

Yaitu menafsirkan Al-Qur’an dengan Al-Qur’an sendiri, Hadits atau perkataan para sahabat. Diantara tafsir yang tergolong jenis ini adalah kitab tafsir Al-Thabary, Al-Samarqandy, Al-Durr Al-Mantsur, Ibnu Katsir, Al-Baghawi dan masih banyak lainnya.

b.    Tafsir bi Al-Dirayah atau bi Al-Ra’yi

Yaitu menafsirkan Al-Qur’an dengan pemikiran (Ra’yu). Namun yang dimaksud Ra’yu di sini adalah ijtihad yang memang sesuai dengan prinsip-prinsip ijtihad yang sudah ditentukan.

Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi orang-orang yang ingin menafsirkan Al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan (Yusuf Qardhawi: 2002) yaitu: Berpegang pada fakta ilmiah bukan hipotesis, Menjauhi pemaksaan diri dalam memahami nash dan Menghindari menuduh umat islam seluruhnya bodoh

c.Tafsir bi Al-Isyarah atau Tafsir Al-Isyari

Yaitu penafsiran yang dilakukan oleh orang-orang tasawwuf yang berusaha menggali kandungan hikmah dari Qur’an. Ulama’ berbeda pendapat mengenai jenis tafsir ini. Sebagian ada yang memperbolehkan dan sebagian ada yang menganggapnya sesat. Di antara kitab tafsir jenis ini adalah tafsir Al-Nisabury dan tafsir Ruhul Ma’any karya Al-Alusy.



C.    METODOLOGI PENULISAN

Metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah metodologi kualitatif deskriptif dengan pendekatan content analysis. Menurut Bereslon (1952), content analysis secara sistematis dapat didefinisikan sebagai sebuah teknik replikasi yang digunakan untuk memperjelas beberapa kata dari sebuah teks menjadi beberapa kategori muatan yang lebih sedikit, berdasarkan kode aturan tersirat. Sedangkan menurut Holsti (1969), content analysis diartikan sebagai sebuah teknik untuk menginterpretasi dan mengidentifikasi sebuah karakteristik pesan secara spesifik, objektif dan sistematis (Stemler :2001).

            Dalam melakukan pendekatan content analysis tersebut, metode tafsir yang penulis gunakan adalah kombinasi anatara tafsir bi Al-Ra’yi dengan tafsir bi Al-Ma’tsur. Hal ini mengacu kepada pendapat Al-Suyuthy dan Yusuf Qhardawi yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa penafsiran dengan ilmu pengetahuan modern harus tetap mengacu kepada nash serta tafsir bi Al-Ma’tsur. Oleh karena itu, dalam penulisan karya tulis ini penulis menggunakan beberapa referensi, seperti Shoufatuttafasir karangan Ali Asshobuni, kamus Arabic-indonesia kontemporer (Krapyak) karangan Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, juga kamus Al-Marwid  yang disusun oleh Dr. Rohi Balbaaki yang kemudian dikombinasikan dengan buku dan artikel ilmiah.



D.    PEMBAHASAN



Allah swt berfirman dalam Q.S Ali Imran ayat 191, yang artinya:
“yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ya tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”



Sesuai dengan ayat di atas bahwa tidak ada satupun ciptaan Allah yang sia-sia dan tanpa manfaat. Semua diperuntukkan bagi manusia. Tinggal bagaimana manusia berfikir untuk menjadikan ciptaan Allah tersebut sebagai pelajaran dan memanfaatkannya untuk kebaikan. Hal inilah yang membedakan manusia denan mahluk ciptaan Allah lainnya. Dengan bekal akal yang dimiliki, manusia bisa memaknai dan memahami kekuasaan allah yang tersurat dan tersirat, inilah yang pada akhirnya akan membawa manusia pada derajad tertinggi di sisi Allah.

            Allah SWT menciptakan langit dan bumi tidak hanya sebagai tempat tinggal bagi manusia dan makhluk Allah yang lain, tetapi bumi dan langit itu dimasudkan supaya manusia menggunakan akalnya untuk menuntut ilmu sehingga nantinya mampu memahami ciptaan Allah yang terhampar di langit dan tersembunyi di dalam perut bumi. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Rahman Ayat 33:



Artinya: “Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah; kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan”.

Kekuatan yang dimaksud di sini tidak hanya kekuatan fisik, tetapi lebih dari itu adalah kekuatan akal dan ilmu pengetahuan. Mengarungi langit dan menjelajahi bumi sangat mungkin dilakukan asal mempunyai pengetahuan yang memadai. Manusia telah mampu membuat pesawat untuk menjelajahi ruang angkasa, manusiapun melakukan pengeboran di bumi untuk mengambil dan memanfaatkan berbagai macam logam yang ada.



4.1. Tafsir Surat Al-Hadid Ayat 25

Artinya: “Sesungguhnya kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka al-kitab dan neraca (keadilan). Dan kami ciptakan besi (logam/nuklir) yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah maha kuat lagi maha perkasa”.



4.1.1. Tafsir ayat ƒÏptø:$#

            Dalam kamus Al-Marwid yang disusun oleh Dr. Rohi Balbaaki dikatakan bahwa arti dari haddun (Asal kata hadid) berarti extreme, strong, fiery, hot, dan heated. Sedangkan dalam kamus kontemporer Arab-Indonesia (Krapyak) yang disusun oleh Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor didapatkan arti haddun adalah yang sangat ekstrim, yang melengking, bersuara keras, yang bertempratur tinggi dan tajam. Sedangkan dalam Shoufatuttafasir Jilid 3 halaman 330 dikatakan bahwa yang dimaksud dengan hadid adalah seperti barang tambang, akan mempunyai makna yang sama kalau dibandingkan dengan tafsir Bahrul Muhid jilid 8 karangan Fahruddin Arrozy halaman 226.

            Berdasarkan tafsir kata hadid tersebut, dapat dijumpai bahwa Allah menjelaskan keberadaan nuklir secara tersirat. Kata hadid merujuk pada logam di mana besi adalah salah satu unsur yang termasuk logam. Logam yang terdapat di alam tidak hanya besi, tetapi banyak sekali jenis logam diantaranya emas, nikel, cobalt dan uranium serta logam yang lainnya.

            Di sinilah isyarat keberadaan nuklir tersebut. Hadid diartikan sebagai uranium yang merupakan bahan dasar nuklir dengan sifat piroforik (mudah meledak di udara dan hydrogen dapat menambah intensitas nyala) dalam kondisi halus. Uranium lebih lunak dari pada baja. Termasuk logam berat, berwarna putih keperak-perakan.



4.1.2. Tafsir Ayat $uZø9tRr&u

            Kata anzalna berarti menurunkan, di sini maksudnya Allah menurunkan uranium (nuklir) ke bumi. Hal ini sangat sulit diterima oleh akal manusia ketika ilmu pengetahuan belum mengalami perkembangan. Bagaimana allah akan menurunkan logam secara langsung. Sesuatu yang mungkin tidak masuk akal. Anggapan selama ini bahwa logam itu sudah ada di dalam perut bumi. Kemudian untuk mendapatkannya, manusia harus melakukan penggalian atau pengeboran.

            Saat ini, ketika ilmu pengetahuan sudah mengalami kemajuan dan perkembangan diketahui bahwa logam yang ada di bumi berasal dari ledakan meteor. Logam berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan dari inti-inti bintang raksasa yang kemudian jatuh ke bumi yang kita sebut dengan meteorit. Sungguh fakta yang mencengangkan karena Al-Qur’an mengunakan kata anzalna 1400 tahun yang lalu.

            Dalam ilmu astronomi diketahui bahwa maerial meteor tidak lebih istimewa dibandingkan batuan atau logam di bumi. Perbedaannya pada struktur pembentuk meteor. Menurut peneliti senior astronomi dari lembaga penerbangan dan antariksa nasional Thomas Djmaluddin, meteor terdiri dari tiga jenis. Berdasarkan kandungannya yaitu berupa logam, batuan saja dan campuran keduanya.

            Jadi jelaslah bahwa kata ƒÏptø:$#$uZø9tRr&ur y dalam surat Al-Hadid ayat 25 tersebut tidak hanya mengacu pada besi, tetapi juga pada logam yang dikandung oleh meteor. Logam yang ada di bumi ini diturunkan secara langsung dari langit oleh allah swt melalui meteor yang meledak dana kemudian jatuh ke bumi. Inilah unsur pembentuk nuklir yang dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia.



4.1.3 Tafsir ayat Ó ÓƒÏx©¨ù't/

            ƒÏx©¨ù't/  diartikan dengan kekuatan yang sangat dahsyat. Maksudnya di sini bahwa hadid yang diturunkan oleh Allah mempunai kekuatan yang sangat dahsyat. Kekuatan di sini tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga manfaat dan dampak yang diberikan kepada manusia.

            Ketika hadid diartikan sebagai besi, maka kata baksyun syadid tersebut menjadi tidak relevan karena besi tidak mempunyai kekuatan yan dahsyat. Selama ini besi dimanfaatkan dan digunakan untuk keperluan rumah tangga, keranga kendaraan dan lainnya. Hadid akan mempunyai kekuatan yang dahsyat ketika hadid diartikan sebagai uranium (nuklir) karena uranium adalah logam yang mempunyai kekuatan sangat dahsyat.



4.1.4. tafsir ayat Ĩ$¨Z=Ï9ìÏÿ»oYtBur

            Dalam kamus kontemporer arab-indonesia (krapyak) didapat arti nafi’a adalah berfaedah, menguntungkan dan bermanfaat. Artinya di sini bahwa logam yang allah turunkan tersebut mempunyai kekuatan yang dahsyat yang dapat digunakan untuk kemaslahatan manusia baik individu maupun secara umum.

            Sejauh ini, penelitian tentang penggunaan nuklir telah berhasil menyimpulkan bahwa logam dengan kekuatan dahsyat tersebut sangat bermanfaat sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, kemudian penggunaannya dalam banyak bidang kehidupan masyarakat seperti bidang industry, bidang kedokteran, bidang hidrologi, bidang pertanian dan berbagai manfaat lainnya.



4.1.4.1. Nuklir sebagai Pembangkit Listrik

            Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa nuklir menjadi harapan indonesia untuk mencukupi kebutuhan listrik di masa depan. Kemampuannya menghasilkan energi yang tinggi ditambah dengan kelebihannya yang ramah lingkungan menjadikan nuklir sebagai alternatif terbaik dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik nasional.

            Ada beberapa kendala dala penggunaan nuklir sebagai pembangkit listrik yang terkait dengan keamanan. Tetapi hal ini bisa diatasi dengan beberapa cara:

a.       Membuat sistem keamaan penuh dalam reaktor nuklir, hal ini meliputi bangunan dan sitem proteksinya.

b.      Pemanfaatannya tidak dimaksudkan untuk menggantikan teknologi konvensional yang sudah ada, tetapi melengkapinya.

c.       Pemanfaatan teknologi nuklir harus dapat memberikan jaminan keselamatan terhadap manusia dan lingkungan hidup serta tidak menimbulkan kerusakan di muka bumi.

4.1.4.2. Nuklir dalam Bidang Industri

            Pemanfaaan nuklir dalam bidang industry antara lain dalam:

1.      Teknik radiografi

2.      Teknik gauging

3.      Teknik perunut atau teknik tracking

4.      Teknik analisis aktivasi neutron

            Yang dimaksud dengan teknik radiografi di sini adalah melihat kondisi dalam sebuah benda dengan memanfaatkan sinar (gamma, sinar-x). teknik gauging adalah teknik pengukuran dengan menggunakan radioisotop.

4.1.4.3. Nuklir dalam Bidang Kedokteran

            Dalam bidang kedokteran, penggunaan nuklir meliputi tindakan-tindakan radio-diagnostik, radio-terapi dan kedokteran nuklir. Beberapa alat kedokteran yang memanfaatkan nuklir adalah CT-scanner, rontgen dan lainnya.

            Kehadiran nuklir sangat membantu bidang kedokteran terutama dalam menghadapi penyakit yang berada di dalam kulit. Sehingga untuk melihatnya dibutuhkan bantuan dan aplikasi nuklir.



4.1.4.4. Nuklir dalam Bidang Pertanian

             Aplikasi teknologi nuklir dalam bidang pertanian sudah banyak dilakukan dan aplikasi nuklir ini sudah dirasakan manfaatnya bagi peningkatan kesejahteraan umat manusia di seluruh dunia. Aplikasi nuklir dalam bidang pertanian banyak dijumpai pada masalah pasca panen dan efisiensi pemupukan.

            supaya hasil panen yang didapat melimpah dan belum sempat di pasarkan dapat bertahan baik dan segar digunakan sistem pengawetan dengan bantuan nuklir. Dalam hal ini dilakukan dengan meradiasi hasil panen dengan sinar gamma. Begitu juga dalam pemberian pupuk supaya efisien dan tepat mengenai batang tanaman dengan cara mencampur nuklir (dalam hal ini berbentuk pospor). Pospor inilah yang akan mudah diserap oleh tanaman sehingga pemupukan bisa semakin efisien.



E.     KESIMPULAN DAN SARAN



5.1. Kesimpulan

            Dari pembahasan di atas, ada beberapa hal yang penulis bisa simpulkan, diantaranya:

1.    Kebutuhan listrik indonesia terus mengalami peningkatan di mana peningkatan ini tidak diikuti dengan peningkatan produksi listrik. Untuk itu pemerintah harus mencari sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Dalam hal ini adalah nuklir.

2.    Nuklir bukanlah logam yang berbahaya ketika nuklir tersebut dimanfaatkan dalam hal yang positif. Selain sebagai sumber energi, nuklir juga bermanfaat dalam berbagai bidang kehidupan diantaranya bidang industry, pertanian dan bidang lainnya.

3.    Ayat aqur’an yang menjelaskan tentang keberadaan nuklir adalah qur’an surat al-hadid ayat 25. Ayat tersebut menjelaskan tentang pemanfaatan nuklir secara luas melalui ayat wamanafi’ulinnas.



5.2. Saran

            Ada beberapa saran yang ingin penulis sampai melalui karya tulis ini yaitu:

a.    Umat islam harus kembali kepada Al-Qur’an dan hadits dalam mencari solusi terhadap permasalahan apapun yang terjadi karena Al-Qur’an adalah sumber pengetahuan.

b.    Jangan takut menggunakan sesuatu dalam hal kebaikan karena segala ciptaan Allah di muka bumi ini diperuntukkan bagi manusia



DAFTAR PUSTAKA



Drs.MukhlisAkhandi.1997.pengantar teknologi nuklir.rineka cipta:Jakarta

Djarot.2010. Ketersediaan Nuklir di indonesia. Harian Umum Pelita:Jakarta

Qhardawi,Yusuf. 2002. Berinteraksi dengan Qur’an. Airlangga:jakarta

Tfsir ibnu katsir, diunduh dari http://WWW.tafsir.com/tafsir ibnu katsir

Wisnu arya wardhana (2007),Teknologi Nuklir.Andi:Yogyakarta
Asshobuni,Ali. Shoufatuttafsir Jilid 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar