Selasa, 18 April 2017

TRADISI LEBARAN TOPAT (STUDI KASUS DI LOMBOK TENGAH)


TRADISI LEBARAN TOPAT

(STUDI KASUS DI LOMBOK TENGAH)

Oleh Syamsul Hakim



PENDAHULUAN



Berbagai daerah di Indonesia memiliki cara tersendiri dalam memperingati hari ke tujuh setelah Lebaran Idul Fitri. Namun pasti memiliki perbedaan dan ciri khas masing-masing.

Di Lombok sendiri, perayaan itu dinamakan Lebaran Topat (ketupat). Diisi dengan kegiatan berwisata bersama baik itu ke lokasi wisata rohani (makam leluhur) atau lokasi wisata keluarga lainnya. Di hari itu masyarakat berwisata dengan membawa makanan khas sasak diantaranya adalah
telok opor, olah-olah, serebuk, jaje bantal(jajan dari ketan) dan ketupat tentunya.Makanan itu dinikmati bersama sembari menikmati wisata keluarga. Ketupat digunakan sebagai pengganti nasi untuk makan.

Melihat besarnya minat masyarakat Sasak untuk terus mempertahankan tradisi ini, segenap jajaran pemerintah daerah ini ikut mendukung melestrarikan tradisi langka ini, dengan menggelar pesta rakyat saat Lebaran Topat berlangsung. Khusu di Lombok Tengah biasanya pemerintah Daerah mengadakan pesta rakyat dengan menu hidangan adalah topat, dipusatkan di Bendungan Batujai Lombok Tengah.

Ratusan ribu orang akan memadati makam-makam tokoh, Tuan Guru yang  disucikan, untuk berziarah. Setelah ziarah makam berakhir, mereka  biasanya melakukan syukuran di tempat tersebut sambil makan bersama,  dengan menu khas Lebaran Topat yang memang sudah disiapkan sebelumnya, dilanjutkan dengan santai bersama layaknya orang berekreasi.

Salah satu tradisi yang kuat mengikat masyarakat suku Sasak Lombok  adalah Lebaran Topat. Perkembangan zaman yang pesat, tidak melunturkan tradisi yang digelar seminggu usai hari raya Idul Fitri ini. Kemeriahan  lebaran Topat, bahkan mampu mengalahkan meriahnya perayaan Idul Fitri.  Lebaran Topat dirayakan secara besar-besaran, pada tanggal 7 Syawal tahun Hijriah.

SEJARAH LEBARAN TOPAT DAN MAKNA TOPAT PADA MASYARAKAT SASAK
Sejarah lebaran Topat bagi suku sasak awalnya sangat berkaitan dengan kegiatan religius Puasa Sunat yang dilanjutkan dengan ziarah ke makam penyebar agama Islam . Tetapi belakangan ini Lebaran Topat berkembang sejalan dengan perkembangan jaman , bukan hanya  tradisi ritual , tetapi telah menjadi ajang rekreasi terutama bagi anak-anak muda yang puluhan ribu memenuhi pantai-pantai terutama di wilayah Senggigi
Lalu pertanyaan besar, mengapa menu makanan pada lebaran topat ini menggunakan topat (ketupat)? Darimana sebenarnya asal-usul ketupat? siapa pertama kali yang menemukan dan mempopulerkan ketupat? Seperti tradisi-tradisi lain di indonesia pasti memiliki,sejarah latar belakang, tidak jarang ada makna filosofi dari tradisi-tradisi tersebut. bagaimana dengan ketupat?
Umumnya ketupat identik sebagai hidangan spesial lebaran, tradisi ketupat ini diperkirakan berasal dari saat Islam masuk ke tanah Jawa. Dalam sejarah, Sunan Kalijaga adalah orang yang pertama kali memperkenalkannya pada masyarakat Jawa. Beliau membudayakan dua kali Bakda, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Bakda Kupat dimulai seminggu sesudah Lebaran. Pada hari yang disebut Bakda Kupat tersebut, di tanah Jawa waktu itu hampir setiap rumah terlihat menganyam ketupat dari daun kelapa muda. Setelah sudah selesai dimasak, kupat tersebut diantarkan ke kerabat yang lebih tua, menjadi sebuah lambang kebersamaan.
Ketupat sendiri menurut para ahli memiliki beberapa arti, seperti yang di ungkapkan oleh Mujahid[1] dalam waancara dengan penulis mengatakan bahwa topat memeiliki makna diantaranya adalah:
1.      Mencerminkan berbagai macam kesalahan manusia, dilihat dari rumitnya anyaman bungkus ketupat.
2.      Mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah mohon ampun dari segala kesalahan, dilihat dari warna putih ketupat jika dibelah dua.
3.      Mencerminkan kesempurnaan, jika dilihat dari bentuk ketupat. Semua itu dihubungkan dengan kemenangan umat Muslim setelah sebulan lamanya berpuasa dan akhirnya menginjak hari yang fitri.
Adapun cara membuat topat, berikut beberapa tips membuat ketupat yang benar :

  1. Beras yang digunakan harus dicuci bersih, direndam selama 3 jam dan hasil tirisannya dicampur sedikit kapur sirih.

  2. Beras yang dimasukkan ke dalam bungkus ketupat harus sebanyak 2/3 isinya. Jangan sampai lebih dari itu.

  3. Didihkan terlebih dahulu air yang akan dipakai untuk merebus ketupat.

  4. Ketupat harus direbus kurang lebih selama 4-5 jam dan selama itu harus dalam keadaan terendam penuh.

  5. Setelah matang, ketupat harus digantung sampai kering.
    (Hasil wawancara dengan Suriati
    [2] pada tanggal 03 Januari 2011)


Tentunya ketupat jelas tidak afdol jika berdiri sendirian. Lauk pauk yang wajib mengikutinya adalah opor ayam, rendang daging, gulai kambing, teri pedas, sambal goreng hati dan menu-menu khas lainnya. Semuanya sangat menggugah selera, apalagi jika disajikan dihari yang tepat dan dinikmati bersama seluruh keluarga.

Selanjutnya TGH Muhsin[3] mengatakan Idul Fitri bagi masyarakat Sasak Lombok, dimaknai sebagai tanda  berakhirnya puasa Ramadan, Meriahnya perayaan Idul Fitri bagi masyarakat Sasak bisa dibilang pada tanggal 1 Syawal saja. Karena,  mulai tanggal 2 Syawal, keesokan harinya setelah Idul Fitri, masyarakat  muslim Sasak, langsung melakukan puasa Syawal selama enam hari. Jadi, tidak ada perayaan berlebihan di hari tersebut. Perayaan lebaran besar-besaran justru terjadi pada seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri, apalagi di Kabupaten Lombok Barat, tambahnya.

Setelah puasa Syawal tersebutlah masyarakat Sasak akan menumpahkan segala kegembiraan dengan berlebaran topat. Peristiwa unik yang merupakan tradisi masyarakat suku Sasak Lombok ini, sudah ada sejak berabad-abad sebelumnya, walaupun belum jelas awalnya pada tahun berapa. Pada hari Lebaran Topat, seluruh keluarga berkumpul untuk menikmati  acara makan-makan. Begitu pula para tetangga dan kerabat. Lebaran Topat  jadi ajang silaturrahmi sekaligus saling menjamu antara yang satu dengan  yang lainnya. Pada saat itu, suasana tidak ubahnya seperti perayaan  Idul Fitri, suara bedug pun ditabuh bertalu-talu sebagai tanda perayaan. Pantai dan makam-makam yang dikeramatkan di Lombok, akan kebanjiran peziarah.
Lebaran topat dapat diartikan juga sebagai lebaran tobat, karena orang yang bertobat dari dosa saja yang bisa merasakan kenikmatan meriahnya lebaran topat, dan memang yang bisa melaksanakan puasa 6 hari setelah idul fitri adalah orang orang tertentu. (wawancara tanggal 04 Januari 2012 dengan Mujahid)

Karena itu, bisa dipastikan tiap tahunnya, masyarakat Sasak akan tumpah  ruah di mana acara tersebut dipusatkan. Dalam tradisi Lebaran Topat oleh masyarakat dirayakan di rumah, di masjid-masjid dan di lingkungan  kampung. Yang kemudian berlanjut dengan ziarah kubur. Saat berkumpul dengan seluruh keluarga yang sangat jarang terjadi itulah, kemudian  dipakai sebagai momen untuk ziarah ke makam keluarga atau makam tokoh agama. Kebahagiaan tersebut selanjutnya ditumpahkan dengan berwisata  bersama di pantai. Pantai memang menjadi tujuan utama masyarakat untuk berlebaran Topat.

Tempat rekreasi Lebaran Topat masyarakat Lombok Tengah antara lain, Bendungan Batujai, Pantai Kute Kecamatan Pujut, Tanjung Aan Kecamatan Pujut, bahkan ke luar kabupaten Loteng di antaranya ke Kecamatan Batulayar di  Wilayah Batulayar, Kecamatan Gerung di Pantai Endoq, Kecamatan Narmada di Taman Narmada, dan  Kecamatan Lingsar di Taman Lingsar.

Sebelum rekreasi atau berwisata ke pantai ziarah makam juga menjadi acara yang tidak kalah penting dalam perayaan lebaran topat, makam yang mereka ziarahi antara lain makam Ketaq, Makam Batu Layar, dan Makam Loang Balok. Dan makam ini yang paling ramai penziarah.

Di makam ini, masyarakat  berbondong-bondong berziarah ke makam yang berada di tengah pohon  beringin tersebut. Ada yang unik yang terjadi di areal makam ini. Pada  akar-akar beringin yang menjuntai, para peziarah mengikat seutas tali  dari apa saja yang ditemuinya. Ritual mengikat tali ini selalu dilakukan para peziarah sebagai sebuah hajat atau harapan yang sedang diniatkan.  Setelah hajat atau harapan tersebut terkabul,maka mereka akan datang  kembali untuk membuka tali tersebut.

Makam ini tergolong unik, berada tepat di tengah-tengah akar pohon beringin berukuran raksasa yang menaunginya. Ramainya orang berziarah, membuat makam ini tetap basah dan ditaburi bunga-bunga segar sepanjang  hari. Silih berganti, peziarah bersama rombongannya masuk ke dalam akar  beringin yang terbilang sempit. Jika rombongan cukup banyak, makam  tersebut akan terasa sesak. Terlihat para peziarah membasuh muka dengan  air yang disiramkan dimakam, hingga memandikan anak-anak dengan air dan  bunga dari makam tersebut. Dzikir dan doa dilantunkan beberapa saat,  lalu diiringi beberapa permintaan.

Juga yang penulis amati ketika berziarah ke makam balok ini, penulis sangat tercengang dengan pemandangan yang sangat unik, ratusan ribu bahkan jutaan ikatan baik dari tali atau apa saja yang bisa diikat, terlihat memenuhi setiap ruas  akar beringin baik di dalam maupun di sekitar makam. Rupanya, ikatan  tersebut sebagai symbol dari nazar para peziarah. Biasanya jika ada  permintaan atau pengharapan, peziarah mengikat sesuatu lalu akan dibuka  kembali saat permintaan tersebut terkabul atau ikatan tersebut sebagai  tanda bahwa nazarnya berziarah ke Loang Balok kesampaian (wawancara dengan penjaga makam, Mahri[4], pada tanggal 1 januari 2012)

Dalam tradisi Lebaran Topat, Masyarakat Sasak Lombok, Khususnya Lombok Tengah sebelum acara  makan bersama yang dilanjutkan dengan rekreasi, mereka melakukan ziarah makam. Makam yang mereka ziarahi biasanya ke Makam Ketaq[5]. Makam ketak ini terletak di atas bukit Lopan Desa Monggas Kecamatan Kopang Lombok Tengah

Sebagian besar masyarakat di Pulau Lombok, khususnya Lombok Tengah meyakini bahwa makam ketak ini adalah makam tokoh yang memiliki ilmu yang sangat tinggi dan disegani sehingga sangat  dikeramatkan. Berziarah ke makam tokoh yang memiliki keteladanan dan kharismatik tersebut sudah menjadi tradisi masyarakat Sasak yang turun temurun. Biasanya, tujuan peziarah  bermacam-macam sesuai dengan nazar dan harapan-harapan tertentu.[6]

Waktu penulis mengamati yakni pada saat hari lebaran topat tahun 2011, Para peziarah ini, biasanya membawa  makan khas berupa topat (ketupat) serta lauk pauknya yang terdiri dari, plalah manuk (ayam), teloq (telur)opor, olah-olah (sayuran hijau semacam bahan gado-gado, tetapi dicampur santan mentah yang sudah diberi  bumbu), gula lemak (semacam rendang), tolang kedele (biji kedelai yang  direndam kemudian digoreng kering) dan urap jambah (biji kacang hijau yang setengah jadi kecambah).

Bagi mereka yang melakukan ziarah makam di makam Ketaq, Kopang. Sebelum naik ke makam yang  terletak di atas bukit, mereka mengambil air, atau membelinya dan membawanya dengan menggunakan ceret berwarna kuning. Tapi sekarang seiring perkembnagn zaman bisa memakai air kemasan yang sangat mudah di dapati. Air tersebut dibawa ke makam Ketak untuk menyiram makam dan beseraup (mencuci muka sambil mengucapkan niat, doa dan harapan). Dan juga dengan menaburkan berbagai macam bunga-bunga termasuk kamboja dan lain-lain.

Tahlil dan zikir yang disertai doa-doa dengan dipimpin oleh pemuka agama, Kiai atau Ustad atau Tuan Guru kerap kali dilaksanakan sebelum “beseraup” dan sebelum memanjatkan do’a kepada Allah SWT. Setelah acara ini  berakhir, air dan bunga-bunga tadi dipakai untuk menyiram makam  sekaligus untuk mencuci muka dengan berbagai doa dan harapan, setidaknya  menjadi teladan seperti orang yang makamnya mereka kunjungi.

Setelah seluruh rangkaian ritual ini berakhir, para peziarah makan  bersama seperti orang selamatan (makan topat) Barulah mereka pergi ke pantai-pantai untuk bersenang-senang. Makanan yang mereka bawa,  tentunya cukup untuk sekeluarga sampai sore menjelang. Karena mereka  biasanya berangkat untuk melakukan ziarah makam pada saat lebaran topat ini pada pagi hari dan berakhir hingga sore.


SIMPULAN
Lebaran topat pada masyarakat sasak Lombok Tengah sudah menjadi tradisi turun menurun, pelaksanaannya pada hari ke tujuh dari bulan Sya’ban, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah atas puasa yang dilaksanakan selama 6 hari setelah Idul Fitri.
Menu makanan pada lebaran topat ini adalah topat (ketupat). Pelaksanaan lebaran topat juga sebagai ajang silaturrahim dan keakraban antar keluarga, dengan ziarah makam para tokoh-tokoh agama dan diakhiri dengan rekreasi ke pantai-pantai.

Wallahu A’lam







[1] Mujahid, adalah tokoh agama dari Kelurahan Jontlak juga beliau adalah staf senior pada KUA Kecamatan Praya Tengah, wawancara dilaksanakan pada tanggal 02 Januari 2012
[2] Suriati, adalah warga Batunyala yang sudah biasa membuat topat sebagai menu utama hidangan lebaran topat
[3] Beliau adalah Tokoh Agama Senior di Praya Tengah, juga Pengasuh Ponpes darul Ulum Beraim
[4] Petugas penjaga makam loang balok
[5] Makam ketak adalah makam tokoh yang sangat populer di masyarakat, beliau adalah TGH Muh Saleh Lopan yang sering di kenal dengan Datok Lopan. Kesalehannya membuatnya terkenal sebagai waliyulloh, bahkan menurut salah seorang keturunannya yakni TGH L Makmur Saleh, beliau adalah datun wali Lombok (sayyidul Aulia) (wawancara pada tanggal 05 Januari 2012)
[6] Wawancara dengan Zaenul Abidin (Kepala Desa Prai Meke Kec. Praya Tengah Kab. Lombok Tengah)

1 komentar:

  1. According to Stanford Medical, It is in fact the SINGLE reason this country's women live 10 years longer and weigh an average of 19 KG lighter than we do.

    (And actually, it really has NOTHING to do with genetics or some secret diet and absolutely EVERYTHING around "HOW" they are eating.)

    P.S, I said "HOW", not "WHAT"...

    Tap this link to reveal if this little test can help you find out your true weight loss possibilities

    BalasHapus