ANALISIS NUKLIR
SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF YANG RAMAH LINGKUNGAN SERTA PEMANFAATANNYA
BERDASARKAN AL-QUR’AN
Oleh:
Nopian Abdi
Hidayat
A. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Apa yang
terlintas di benak anda ketika ada yang bertanya tentang kondisi energi listrik
Indonesia?. Mungkin sebagian kita, atau sebagian besar kita akan menjawab kalau
energi listrik indonesia saat ini dalam keadaan baik dan tercukupi. Penulispun
tidak menafikkan hal tersebut, karena memang produksi listrik nasional pada
saat ini mencukupi konsumsi dan kebutuhan masyarakat indonesia. Tetapi mungkin
jawaban kita akan berbeda dengan sebagian masyarakat yang sampai saat ini belum
mendapatkan pasokan listrik.
Tercatat
lebih dari 19 juta kepala keluarga (sumber PLN) di indonesia yang belum
menerima pasokan listrik. Jumlah tersebut lebih banyak terdapat di daerah luar Jawali
(jawa dan bali) karena listrik nasional terpusat di pulau Jawa dan
Bali. Jumlah tersebut tidaklah menghawatirkan kalau dibandingkan dengan 200
juta lebih penduduk indonesia. Tetapi kemudian penulis mulai khawatir ketika
pikiran kita merujuk pada masa yang akan datang karena ketersediaan listrik
nasional saat ini hanya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam jangka
pendek, sedangkan kebutuhan energi listrik dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan.
Energi
listrik memegang peranan yang sangat penting untuk menunjang keberasilan
pembangunan nasional. Tidak bisa dibayangkan akibat yang akan timbul kalau
kondisi listrik seperti tahun 2010 lalu terulang kembali. Bidang ekonomi,
pendidikan, industry dan lainnya akan mengalami kemunduran.
Untuk
menanggulangi hal tersebut, pemerintah hanya mempunyai satu pilihan sebagai
solusi mengatasi kondisi listrik di masa yang akan datang yaitu mencari sumber
energi alternatif yang ramah lingkungan. Hal ini menjadi pilihan satu-satunya
karena berharap konsumsi listrik masyarakat turun adalah sesuatu yang hampir
mustahil.
Sumber energi
yang selama ini digunakan adalah fosil yang meliputi minyak dan batu bara
semakin menipis jumlahnya, tenaga angin juga sangat sulit dikembangkan karena
kekuatan angin di indonesia tidak merata. Begitu juga dengan air yang semakin
hari semakin kecil karena sungai-sungai di indonesia bergantung pada musim yang
sekarang tidak menentu sebagai efek global warming. Biomassa yang
digadang-gadang sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan ternyata
tidak mampu menjadi solusi karena kurang efisien dan berbahaya karena
berkontribusi terhadap terjadinya pemanasan global. Pilihan lain yang belum
dikemangkan dan masih dalam tahap kajian adalah pembangkit listrik tenaga
nuklir (PLTN).
Sebagian
besar penduduk Indonesia, bahkan juga penduduk dunia tidak bersahabat dengan
kata nuklir. Hal ini sebagai akibat disalahgunakannya nuklir oleh beberapa
pihak terutama untuk senjata militer. Kota Hirosima dan Nagasaki jepang menjadi
bukti kedahsyatan nuklir yang waktu itu digunakan sebagai bom atom. Hal
tersebut berimbas dengan dikecamnya Negara-negara yang mengembangkan energi
nuklir.
Penggunaan
nuklir yang salah ini kemudian menjadi kekhawatiran sebagian besar Negara di
dunia untuk mengembangkannya sekalipun untuk kebutuhan yang positif, padahal
beberapa Negara maju telah sukses menggunakan nuklir sebagai pondasi untuk
menunjang ketersediaan energi. Negara yang selama ini menggunakan nuklir
sebagai sumber energi adalah Jerman, Jepang, Amerika Serikat, Rusia, Iran dan
beberapa Negara maju lainnya.
Hal ini menjadi bukti bahwa tidak selamanya
nuklir membawa kehancuran, tetapi tergantung bagaimana nuklir tersebut
dimanfaatkan. Penggunaan dalam hal yang positif akan membawa kemakmuran, tetapi
sebaliknya kalau digunakan untuk hal negatif, maka kehancuran sebagai muaranya.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S Asy-Syura ayat 30, yang artinya:
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah
disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar
(dari kesalahan-kesalahanmu)”
Jadi jelaslah bahwa tidak ada
ancaman yang akan ditimbulkan oleh nuklir ketika nuklir tersebut digunakan
untuk kebaikan. Ancaman itu justru datang dari manusia-manusia serakah yang
membuat kerusakan di darat dan laut. Nuklir sendiri adalah ciptaan Allah yang
penuh dengan manfaat dan dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif yang
ramah lingkungan.
Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan
tentang keberadaan nuklir adalah Q.S. Al-Hadid ayat 25, yang artinya:
"Sesungguhnya
kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan
telah kami turunkan bersama mereka al-kitab dan neraca (keadilan). Dan kami
ciptakan besi (logam/nuklir) yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan
supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya
padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah maha kuat lagi maha
perkasa”.
Karya tulis ini membahas bagaimana
pemanfaatan uranium yang menjadi bahan dasar nuklir mampu menjadi solusi atas
krisis energi listrik yang melanda indonesia berdasarkan Al-Qur’an, sehingga
nantinya pembangunan nasional di segala bidang dapat berjalan dengan lancar.
B. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kondisi Listrik Indonesia
Berdasarkan data yang diperoleh dari
PLN tentang kondisi listrik indonesia, konsumsi listrik cenderung naik
sedangkan produksi cenderung turun. Tahun 2007 produksi listrik yang besarnya
141.711,30 GWh masih lebih tinggi diandingkan konsumsi listrik sebesar
121.554,79 GWh. Kemudian pada tahun 2008 dan seterusnya konsumsi listrik jauh
lebih besar dibandingkan produksi listrik nasional.
Nusa tenggara barat sendiri terbagi
dalam 3 sistem listrik, yaitu sistem Lombok, sistem Sumbawa, dan sistem Bima.
Menurut data dari bappeda NTB, sejak tahun 2004 beban listrik puncak yang
digunakan di provinsi ini sudah tidak mampu dibebankan kepada PLN (Asrul:2009)
1.2. Keberadaan Uranium sebagai Bahan Dasar Nuklir di Indonesia
Indonesia memiliki cadangan uranium yang bisa dimanfaatkan untuk bahan
baku pembangkit listrik tenaga nuklir PLTN). Badan tenaga nuklir nasional
(BATAN) mencatat cadangan uranium di indonesia sebanyak 53.000 ton, dengan
rincian sebanyak 29.000 ton di Kalimantan barat, dan 24.000 ton sisanya di
banka Belitung. Papua juga diindikasikan memiliki cadangan uranium yang cukup
besar.
Adanya dugaan papua menyimpan cadangan uranium untuk bahan baku nuklir
dalam skala besar didasarkan pada kesamaan jenis batuan di papua dengan bauan
di Australia, yang telah diketahui menyimpan cadangan uranium terbesar di
dunia. Sebagai gambaran, bila sebuah PLTN seukuran 1.000 MW membutuhkan 200 ton
uranium per tahun, maka cadangan di Kalimantan barat yang jumlahnya mencapai
29.000 ton uranium bisa memasok uranium selama 145 tahun (Djarot:2010)
1.3. Nuklir sebagai Pembangkit Listrik
Aplikasi teknologi
nuklir dalam bidang energi adalah pemanfaatan yang paling dulu dilakukan
dibandingkan aplikasi teknologi nuklir dalam bidang lainnya. Berikut energi
yang bisa dihasilkan oleh nuklir dibandingkan dengan pembangkit energi lain.
1 gram uranium = 2,5
ton batu bara = 17.500 liter minyak = 20 ton TNT
Mengingat akan besarnya energi yang
diperoleh dari reaksi nuklir tersebut, serta mengingat makin berkurangnya
energi fosil (minyak dan batu bara), saat ini energi nuklir merupakan energi
alternatif terbaik sebagai pengganti energi fosil. Oleh karena itu pembangunan
reaktor nuklir untuk pembangkit tenaga listrik di dunia berkembang dengan
pesat. Selain itu, perkembangan PLTN juga didukung oleh harga bahan baku
uranium yang relatif masih murah dan cadangannya masih tersedia melimpah. Hal
lain yang mendukung perkembangan PLTN adalah pemakaian energi nuklir untuk
pembangkit tenaga listrik relatif bersih dan tidak menimbulkan pencemaran
lingkungan. Lain halnya dengan pemakaian bahan bakar fosil (minyak dan batu
bara) akan menimbulkan dampak pencemaran lingkungan yang cukup parah (Wisnu
Arya Wardhana:2007)
1.4. Penjelasan Nuklir dalam Q.S Al-Hadid ayat 25
Islam adalah salah
satu agama samawi yang dengan kitabnya Al-Qur’an memberikan informasi tentang
jagat raya dan segala manfaatnya diciptakan Allah SWT tidak dengan sia-sia.
Al-Qur’an merupakan sumber hukum utama umat islam, yang dijadikan sebagai
pedoman dan petunjuk dalam menjalankan kehidupan di dunia dan akhirat, telah
menjelaskan nuklir sebagai kekuatan prestisius. Sebagaimana yang difirmankan
oleh Allah SWT dalam Qur’an surat Al-Hadid ayat 25 yang artinya “Sesungguhnya
kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan
telah kami turunkan bersama mereka al-kitab dan neraca (keadilan). Dan kami
ciptakan besi (logam/nuklir) yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan
supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya
padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah maha kuat lagi maha
perkasa”.
1.5. Metodologi Tafsir
Menuru Ayyub (2004) tafsir secara
epistimologis berarti Al-Idlah dan Al-Tabyin (Menjelaskan dan
menerangkan). Sedangkan secara terminologi berarti ilmu yang mempelajari
tentang penjelasan makna-makna yang terkandung dalam Al-qur’an serta menggali
hukum, hikmah, mau’idzah serta pelajaran
yang terpendam di dalamnya (Yunus: 2002). Menurut sebagian besar ulama’ tafsir,
tafsir dan ta’wil merupakan dua kata yang sinonim. Secara garis besar, ada tiga
bentuk tafsir, yaitu (Ayyub: 2004):
a. Tafsir bi Al-Riwayah atau bi Al-Ma’tsur
Yaitu menafsirkan Al-Qur’an dengan Al-Qur’an
sendiri, Hadits atau perkataan para sahabat. Diantara tafsir yang tergolong
jenis ini adalah kitab tafsir Al-Thabary, Al-Samarqandy, Al-Durr Al-Mantsur,
Ibnu Katsir, Al-Baghawi dan masih banyak lainnya.
b. Tafsir bi Al-Dirayah atau bi Al-Ra’yi
Yaitu menafsirkan Al-Qur’an
dengan pemikiran (Ra’yu). Namun yang dimaksud Ra’yu di sini
adalah ijtihad yang memang sesuai dengan prinsip-prinsip ijtihad yang sudah
ditentukan.
Dalam hal
ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi orang-orang yang ingin
menafsirkan Al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan (Yusuf Qardhawi: 2002) yaitu: Berpegang
pada fakta ilmiah bukan hipotesis, Menjauhi pemaksaan diri dalam memahami nash
dan Menghindari menuduh umat islam seluruhnya bodoh
c.Tafsir bi Al-Isyarah atau Tafsir Al-Isyari
Yaitu penafsiran yang dilakukan oleh
orang-orang tasawwuf yang berusaha menggali kandungan hikmah dari Qur’an. Ulama’
berbeda pendapat mengenai jenis tafsir ini. Sebagian ada yang memperbolehkan
dan sebagian ada yang menganggapnya sesat. Di antara kitab tafsir jenis ini
adalah tafsir Al-Nisabury dan tafsir Ruhul Ma’any karya Al-Alusy.
C. METODOLOGI PENULISAN
Metode yang digunakan dalam karya tulis ini
adalah metodologi kualitatif deskriptif dengan pendekatan content analysis.
Menurut Bereslon (1952), content analysis secara sistematis dapat
didefinisikan sebagai sebuah teknik replikasi yang digunakan untuk memperjelas
beberapa kata dari sebuah teks menjadi beberapa kategori muatan yang lebih
sedikit, berdasarkan kode aturan tersirat. Sedangkan menurut Holsti (1969), content
analysis diartikan sebagai sebuah teknik untuk menginterpretasi dan
mengidentifikasi sebuah karakteristik pesan secara spesifik, objektif dan
sistematis (Stemler :2001).
Dalam melakukan
pendekatan content analysis tersebut, metode tafsir yang penulis gunakan
adalah kombinasi anatara tafsir bi Al-Ra’yi dengan tafsir bi Al-Ma’tsur.
Hal ini mengacu kepada pendapat Al-Suyuthy dan Yusuf Qhardawi yang
telah dijelaskan sebelumnya, bahwa penafsiran dengan ilmu pengetahuan modern
harus tetap mengacu kepada nash serta tafsir bi Al-Ma’tsur. Oleh karena
itu, dalam penulisan karya tulis ini penulis menggunakan beberapa referensi,
seperti Shoufatuttafasir karangan Ali Asshobuni, kamus
Arabic-indonesia kontemporer (Krapyak) karangan Atabik Ali dan Ahmad
Zuhdi Muhdlor, juga kamus Al-Marwid
yang disusun oleh Dr. Rohi Balbaaki yang kemudian dikombinasikan
dengan buku dan artikel ilmiah.
D. PEMBAHASAN
Allah swt berfirman
dalam Q.S Ali Imran ayat 191, yang artinya:
“yaitu orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ya tuhan
kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka”
Sesuai dengan ayat di
atas bahwa tidak ada satupun ciptaan Allah yang sia-sia dan tanpa manfaat.
Semua diperuntukkan bagi manusia. Tinggal bagaimana manusia berfikir untuk
menjadikan ciptaan Allah tersebut sebagai pelajaran dan memanfaatkannya untuk
kebaikan. Hal inilah yang membedakan manusia denan mahluk ciptaan Allah lainnya.
Dengan bekal akal yang dimiliki, manusia bisa memaknai dan memahami kekuasaan
allah yang tersurat dan tersirat, inilah yang pada akhirnya akan membawa
manusia pada derajad tertinggi di sisi Allah.
Allah SWT menciptakan langit dan
bumi tidak hanya sebagai tempat tinggal bagi manusia dan makhluk Allah yang
lain, tetapi bumi dan langit itu dimasudkan supaya manusia menggunakan akalnya
untuk menuntut ilmu sehingga nantinya mampu memahami ciptaan Allah yang
terhampar di langit dan tersembunyi di dalam perut bumi. Hal ini sesuai dengan
firman Allah dalam surat Al-Rahman Ayat 33:
Artinya: “Hai
jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit
dan bumi, maka lintasilah; kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan
kekuatan”.
Kekuatan yang dimaksud
di sini tidak hanya kekuatan fisik, tetapi lebih dari itu adalah kekuatan akal
dan ilmu pengetahuan. Mengarungi langit dan menjelajahi bumi sangat mungkin
dilakukan asal mempunyai pengetahuan yang memadai. Manusia telah mampu membuat
pesawat untuk menjelajahi ruang angkasa, manusiapun melakukan pengeboran di
bumi untuk mengambil dan memanfaatkan berbagai macam logam yang ada.
4.1. Tafsir Surat Al-Hadid
Ayat 25
Artinya: “Sesungguhnya
kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan
telah kami turunkan bersama mereka al-kitab dan neraca (keadilan). Dan kami
ciptakan besi (logam/nuklir) yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan
supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya
padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah maha kuat lagi maha
perkasa”.
4.1.1. Tafsir ayat Ïptø:$#
Dalam kamus Al-Marwid yang
disusun oleh Dr. Rohi Balbaaki dikatakan bahwa arti dari haddun (Asal
kata hadid) berarti extreme, strong, fiery, hot, dan heated.
Sedangkan dalam kamus kontemporer Arab-Indonesia (Krapyak) yang disusun oleh Atabik
Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor didapatkan arti haddun adalah yang
sangat ekstrim, yang melengking, bersuara keras, yang bertempratur tinggi dan
tajam. Sedangkan dalam Shoufatuttafasir Jilid 3 halaman 330
dikatakan bahwa yang dimaksud dengan hadid adalah seperti barang
tambang, akan mempunyai makna yang sama kalau dibandingkan dengan tafsir Bahrul
Muhid jilid 8 karangan Fahruddin Arrozy halaman 226.
Berdasarkan tafsir kata hadid
tersebut, dapat dijumpai bahwa Allah menjelaskan keberadaan nuklir secara
tersirat. Kata hadid merujuk pada logam di mana besi adalah salah satu
unsur yang termasuk logam. Logam yang terdapat di alam tidak hanya besi, tetapi
banyak sekali jenis logam diantaranya emas, nikel, cobalt dan uranium serta
logam yang lainnya.
Di sinilah isyarat keberadaan nuklir
tersebut. Hadid diartikan sebagai uranium yang merupakan bahan dasar
nuklir dengan sifat piroforik (mudah meledak di udara dan hydrogen dapat
menambah intensitas nyala) dalam kondisi halus. Uranium lebih lunak dari pada
baja. Termasuk logam berat, berwarna putih keperak-perakan.
4.1.2. Tafsir Ayat $uZø9tRr&u
Kata anzalna berarti
menurunkan, di sini maksudnya Allah menurunkan uranium (nuklir) ke bumi. Hal
ini sangat sulit diterima oleh akal manusia ketika ilmu pengetahuan belum
mengalami perkembangan. Bagaimana allah akan menurunkan logam secara langsung.
Sesuatu yang mungkin tidak masuk akal. Anggapan selama ini bahwa logam itu
sudah ada di dalam perut bumi. Kemudian untuk mendapatkannya, manusia harus
melakukan penggalian atau pengeboran.
Saat ini, ketika ilmu pengetahuan
sudah mengalami kemajuan dan perkembangan diketahui bahwa logam yang ada di
bumi berasal dari ledakan meteor. Logam berat di alam semesta dibuat dan
dihasilkan dari inti-inti bintang raksasa yang kemudian jatuh ke bumi yang kita
sebut dengan meteorit. Sungguh fakta yang mencengangkan karena Al-Qur’an
mengunakan kata anzalna 1400 tahun yang lalu.
Dalam ilmu astronomi diketahui bahwa
maerial meteor tidak lebih istimewa dibandingkan batuan atau logam di bumi.
Perbedaannya pada struktur pembentuk meteor. Menurut peneliti senior astronomi
dari lembaga penerbangan dan antariksa nasional Thomas Djmaluddin, meteor
terdiri dari tiga jenis. Berdasarkan kandungannya yaitu berupa logam, batuan
saja dan campuran keduanya.
Jadi jelaslah bahwa kata Ïptø:$#$uZø9tRr&ur y dalam surat Al-Hadid ayat 25 tersebut tidak hanya mengacu pada
besi, tetapi juga pada logam yang dikandung oleh meteor. Logam yang ada di bumi
ini diturunkan secara langsung dari langit oleh allah swt melalui meteor yang
meledak dana kemudian jatuh ke bumi. Inilah unsur pembentuk nuklir yang dapat
dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia.
4.1.3 Tafsir ayat Ó ÓÏx©¨ù't/
Ïx©¨ù't/ diartikan dengan kekuatan yang sangat dahsyat. Maksudnya di sini bahwa hadid
yang diturunkan oleh Allah mempunai kekuatan yang sangat dahsyat. Kekuatan di
sini tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga manfaat dan dampak yang
diberikan kepada manusia.
Ketika hadid diartikan
sebagai besi, maka kata baksyun syadid tersebut menjadi tidak relevan
karena besi tidak mempunyai kekuatan yan dahsyat. Selama ini besi dimanfaatkan
dan digunakan untuk keperluan rumah tangga, keranga kendaraan dan lainnya. Hadid
akan mempunyai kekuatan yang dahsyat ketika hadid diartikan sebagai uranium
(nuklir) karena uranium adalah logam yang mempunyai kekuatan sangat dahsyat.
4.1.4. tafsir ayat Ĩ$¨Z=Ï9ìÏÿ»oYtBur
Dalam kamus kontemporer
arab-indonesia (krapyak) didapat arti nafi’a adalah berfaedah,
menguntungkan dan bermanfaat. Artinya di sini bahwa logam yang allah turunkan
tersebut mempunyai kekuatan yang dahsyat yang dapat digunakan untuk
kemaslahatan manusia baik individu maupun secara umum.
Sejauh ini, penelitian tentang
penggunaan nuklir telah berhasil menyimpulkan bahwa logam dengan kekuatan
dahsyat tersebut sangat bermanfaat sebagai sumber energi alternatif yang ramah
lingkungan, kemudian penggunaannya dalam banyak bidang kehidupan masyarakat
seperti bidang industry, bidang kedokteran, bidang hidrologi, bidang pertanian
dan berbagai manfaat lainnya.
4.1.4.1. Nuklir sebagai
Pembangkit Listrik
Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa nuklir menjadi harapan indonesia untuk mencukupi kebutuhan
listrik di masa depan. Kemampuannya menghasilkan energi yang tinggi ditambah
dengan kelebihannya yang ramah lingkungan menjadikan nuklir sebagai alternatif
terbaik dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik nasional.
Ada beberapa kendala dala penggunaan
nuklir sebagai pembangkit listrik yang terkait dengan keamanan. Tetapi hal ini
bisa diatasi dengan beberapa cara:
a. Membuat sistem keamaan penuh dalam reaktor nuklir, hal ini meliputi
bangunan dan sitem proteksinya.
b. Pemanfaatannya tidak dimaksudkan untuk menggantikan teknologi
konvensional yang sudah ada, tetapi melengkapinya.
c. Pemanfaatan teknologi nuklir harus dapat memberikan jaminan keselamatan
terhadap manusia dan lingkungan hidup serta tidak menimbulkan kerusakan di muka
bumi.
4.1.4.2. Nuklir dalam Bidang
Industri
Pemanfaaan nuklir dalam bidang
industry antara lain dalam:
1. Teknik radiografi
2. Teknik gauging
3. Teknik perunut atau teknik tracking
4. Teknik analisis aktivasi neutron
Yang dimaksud dengan teknik
radiografi di sini adalah melihat kondisi dalam sebuah benda dengan
memanfaatkan sinar (gamma, sinar-x). teknik gauging adalah teknik pengukuran
dengan menggunakan radioisotop.
4.1.4.3. Nuklir dalam Bidang
Kedokteran
Dalam bidang kedokteran, penggunaan
nuklir meliputi tindakan-tindakan radio-diagnostik, radio-terapi dan kedokteran
nuklir. Beberapa alat kedokteran yang memanfaatkan nuklir adalah CT-scanner,
rontgen dan lainnya.
Kehadiran nuklir sangat membantu
bidang kedokteran terutama dalam menghadapi penyakit yang berada di dalam
kulit. Sehingga untuk melihatnya dibutuhkan bantuan dan aplikasi nuklir.
4.1.4.4. Nuklir dalam Bidang
Pertanian
Aplikasi teknologi nuklir dalam bidang
pertanian sudah banyak dilakukan dan aplikasi nuklir ini sudah dirasakan
manfaatnya bagi peningkatan kesejahteraan umat manusia di seluruh dunia.
Aplikasi nuklir dalam bidang pertanian banyak dijumpai pada masalah pasca panen
dan efisiensi pemupukan.
supaya hasil panen yang didapat
melimpah dan belum sempat di pasarkan dapat bertahan baik dan segar digunakan
sistem pengawetan dengan bantuan nuklir. Dalam hal ini dilakukan dengan
meradiasi hasil panen dengan sinar gamma. Begitu juga dalam pemberian pupuk
supaya efisien dan tepat mengenai batang tanaman dengan cara mencampur nuklir
(dalam hal ini berbentuk pospor). Pospor inilah yang akan mudah diserap oleh
tanaman sehingga pemupukan bisa semakin efisien.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas, ada beberapa hal yang penulis bisa simpulkan, diantaranya:
1. Kebutuhan listrik indonesia terus mengalami peningkatan di mana
peningkatan ini tidak diikuti dengan peningkatan produksi listrik. Untuk itu
pemerintah harus mencari sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Dalam
hal ini adalah nuklir.
2. Nuklir bukanlah logam yang berbahaya ketika nuklir tersebut dimanfaatkan
dalam hal yang positif. Selain sebagai sumber energi, nuklir juga bermanfaat
dalam berbagai bidang kehidupan diantaranya bidang industry, pertanian dan
bidang lainnya.
3. Ayat aqur’an yang menjelaskan tentang keberadaan nuklir adalah qur’an
surat al-hadid ayat 25. Ayat tersebut menjelaskan tentang pemanfaatan nuklir
secara luas melalui ayat wamanafi’ulinnas.
5.2. Saran
Ada beberapa saran yang ingin
penulis sampai melalui karya tulis ini yaitu:
a. Umat islam harus kembali kepada Al-Qur’an dan hadits dalam mencari
solusi terhadap permasalahan apapun yang terjadi karena Al-Qur’an adalah sumber
pengetahuan.
b. Jangan takut menggunakan sesuatu dalam hal kebaikan karena segala
ciptaan Allah di muka bumi ini diperuntukkan bagi manusia
DAFTAR PUSTAKA
Drs.MukhlisAkhandi.1997.pengantar teknologi nuklir.rineka cipta:Jakarta
Djarot.2010. Ketersediaan Nuklir di indonesia. Harian Umum
Pelita:Jakarta
Qhardawi,Yusuf. 2002. Berinteraksi dengan Qur’an.
Airlangga:jakarta
Tfsir ibnu katsir, diunduh dari http://WWW.tafsir.com/tafsir
ibnu katsir
Wisnu arya wardhana (2007),Teknologi Nuklir.Andi:Yogyakarta
Asshobuni,Ali. Shoufatuttafsir Jilid 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar