TRADISI LEBARAN TOPAT
(STUDI KASUS DI LOMBOK TENGAH)
Oleh Syamsul Hakim
PENDAHULUAN
Berbagai daerah di Indonesia
memiliki cara tersendiri dalam memperingati hari ke tujuh setelah Lebaran Idul
Fitri. Namun pasti memiliki perbedaan dan ciri khas masing-masing.
Di Lombok sendiri, perayaan itu dinamakan Lebaran Topat (ketupat). Diisi dengan kegiatan berwisata bersama baik itu ke lokasi wisata rohani (makam leluhur) atau lokasi wisata keluarga lainnya. Di hari itu masyarakat berwisata dengan membawa makanan khas sasak diantaranya adalah telok opor, olah-olah, serebuk, jaje bantal(jajan dari ketan) dan ketupat tentunya.Makanan itu dinikmati bersama sembari menikmati wisata keluarga. Ketupat digunakan sebagai pengganti nasi untuk makan.
Melihat besarnya minat masyarakat Sasak untuk terus mempertahankan tradisi ini, segenap jajaran pemerintah daerah ini ikut mendukung melestrarikan tradisi langka ini, dengan menggelar pesta rakyat saat Lebaran Topat berlangsung. Khusu di Lombok Tengah biasanya pemerintah Daerah mengadakan pesta rakyat dengan menu hidangan adalah topat, dipusatkan di Bendungan Batujai Lombok Tengah.
Ratusan ribu orang akan memadati makam-makam tokoh, Tuan
Guru yang disucikan, untuk berziarah.
Setelah ziarah makam berakhir, mereka
biasanya melakukan syukuran di tempat tersebut sambil makan
bersama, dengan menu khas Lebaran Topat
yang memang sudah disiapkan sebelumnya, dilanjutkan dengan santai bersama
layaknya orang berekreasi.
Salah satu tradisi yang kuat mengikat masyarakat suku
Sasak Lombok adalah Lebaran Topat.
Perkembangan zaman yang pesat, tidak melunturkan tradisi yang digelar seminggu
usai hari raya Idul Fitri ini. Kemeriahan
lebaran Topat, bahkan mampu mengalahkan meriahnya perayaan Idul Fitri. Lebaran Topat dirayakan secara besar-besaran,
pada tanggal 7 Syawal tahun Hijriah.
SEJARAH LEBARAN TOPAT DAN MAKNA TOPAT PADA MASYARAKAT
SASAK
Sejarah
lebaran Topat bagi suku sasak awalnya sangat berkaitan dengan kegiatan religius
Puasa Sunat yang dilanjutkan dengan ziarah ke makam penyebar agama Islam .
Tetapi belakangan ini Lebaran Topat berkembang sejalan dengan perkembangan
jaman , bukan hanya tradisi ritual , tetapi telah menjadi ajang rekreasi
terutama bagi anak-anak muda yang puluhan ribu memenuhi pantai-pantai terutama
di wilayah Senggigi
Lalu
pertanyaan besar, mengapa menu makanan pada lebaran topat ini menggunakan topat
(ketupat)? Darimana sebenarnya asal-usul ketupat? siapa pertama kali yang menemukan
dan mempopulerkan ketupat? Seperti tradisi-tradisi lain di indonesia pasti
memiliki,sejarah latar belakang, tidak jarang ada makna filosofi dari
tradisi-tradisi tersebut. bagaimana dengan ketupat?
Umumnya
ketupat identik sebagai hidangan spesial lebaran, tradisi ketupat ini
diperkirakan berasal dari saat Islam masuk ke tanah Jawa. Dalam sejarah, Sunan
Kalijaga adalah orang yang pertama kali memperkenalkannya pada masyarakat Jawa.
Beliau membudayakan dua kali Bakda, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Bakda
Kupat dimulai seminggu sesudah Lebaran. Pada hari yang disebut Bakda Kupat
tersebut, di tanah Jawa waktu itu hampir setiap rumah terlihat menganyam
ketupat dari daun kelapa muda. Setelah sudah selesai dimasak, kupat tersebut
diantarkan ke kerabat yang lebih tua, menjadi sebuah lambang kebersamaan.
Ketupat
sendiri menurut para ahli memiliki beberapa arti, seperti yang di ungkapkan
oleh Mujahid[1]
dalam waancara dengan penulis mengatakan bahwa topat memeiliki makna
diantaranya adalah:
1.
Mencerminkan berbagai macam kesalahan manusia, dilihat dari
rumitnya anyaman bungkus ketupat.
2.
Mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah mohon ampun dari
segala kesalahan, dilihat dari warna putih ketupat jika dibelah dua.
3.
Mencerminkan kesempurnaan, jika dilihat dari bentuk ketupat. Semua
itu dihubungkan dengan kemenangan umat Muslim setelah sebulan lamanya berpuasa
dan akhirnya menginjak hari yang fitri.
Adapun cara membuat topat, berikut
beberapa tips membuat ketupat yang benar :
- Beras yang digunakan harus dicuci bersih, direndam selama 3 jam dan hasil tirisannya dicampur sedikit kapur sirih.
- Beras yang dimasukkan ke dalam bungkus ketupat harus sebanyak 2/3 isinya. Jangan sampai lebih dari itu.
- Didihkan terlebih dahulu air yang akan dipakai untuk merebus ketupat.
- Ketupat harus direbus kurang lebih selama 4-5 jam dan selama itu harus dalam keadaan terendam penuh.
- Setelah matang, ketupat harus digantung sampai kering.
(Hasil wawancara dengan Suriati[2] pada tanggal 03 Januari 2011)
Tentunya ketupat jelas tidak afdol jika berdiri sendirian. Lauk pauk yang wajib mengikutinya adalah opor ayam, rendang daging, gulai kambing, teri pedas, sambal goreng hati dan menu-menu khas lainnya. Semuanya sangat menggugah selera, apalagi jika disajikan dihari yang tepat dan dinikmati bersama seluruh keluarga.
Selanjutnya TGH Muhsin[3]
mengatakan Idul Fitri bagi masyarakat Sasak Lombok, dimaknai sebagai tanda berakhirnya puasa Ramadan, Meriahnya perayaan
Idul Fitri bagi masyarakat Sasak bisa dibilang pada tanggal 1 Syawal saja.
Karena, mulai tanggal 2 Syawal, keesokan
harinya setelah Idul Fitri, masyarakat
muslim Sasak, langsung melakukan puasa Syawal selama enam hari. Jadi,
tidak ada perayaan berlebihan di hari tersebut. Perayaan lebaran besar-besaran
justru terjadi pada seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri, apalagi di Kabupaten
Lombok Barat, tambahnya.
Setelah puasa Syawal tersebutlah masyarakat Sasak akan
menumpahkan segala kegembiraan dengan berlebaran topat. Peristiwa unik yang
merupakan tradisi masyarakat suku Sasak Lombok ini, sudah ada sejak
berabad-abad sebelumnya, walaupun belum jelas awalnya pada tahun berapa. Pada
hari Lebaran Topat, seluruh keluarga berkumpul untuk menikmati acara makan-makan. Begitu pula para tetangga dan
kerabat. Lebaran Topat jadi ajang
silaturrahmi sekaligus saling menjamu antara yang satu dengan yang lainnya. Pada saat itu, suasana tidak
ubahnya seperti perayaan Idul Fitri,
suara bedug pun ditabuh bertalu-talu sebagai tanda perayaan. Pantai dan
makam-makam yang dikeramatkan di Lombok, akan kebanjiran peziarah.
Lebaran topat dapat diartikan juga sebagai lebaran tobat,
karena orang yang bertobat dari dosa saja yang bisa merasakan kenikmatan
meriahnya lebaran topat, dan memang yang bisa melaksanakan puasa 6 hari setelah
idul fitri adalah orang orang tertentu. (wawancara tanggal 04 Januari 2012 dengan
Mujahid)
Karena itu, bisa dipastikan tiap tahunnya, masyarakat
Sasak akan tumpah ruah di mana acara
tersebut dipusatkan. Dalam tradisi Lebaran Topat oleh masyarakat dirayakan di
rumah, di masjid-masjid dan di lingkungan
kampung. Yang kemudian berlanjut dengan ziarah kubur. Saat berkumpul
dengan seluruh keluarga yang sangat jarang terjadi itulah, kemudian dipakai sebagai momen untuk ziarah ke makam
keluarga atau makam tokoh agama. Kebahagiaan tersebut selanjutnya ditumpahkan
dengan berwisata bersama di pantai.
Pantai memang menjadi tujuan utama masyarakat untuk berlebaran Topat.
Tempat rekreasi Lebaran Topat masyarakat Lombok Tengah
antara lain, Bendungan Batujai, Pantai Kute Kecamatan Pujut, Tanjung Aan
Kecamatan Pujut, bahkan ke luar kabupaten Loteng di antaranya ke Kecamatan
Batulayar di Wilayah Batulayar,
Kecamatan Gerung di Pantai Endoq, Kecamatan Narmada di Taman Narmada, dan Kecamatan Lingsar di Taman Lingsar.
Sebelum rekreasi atau berwisata ke pantai ziarah makam
juga menjadi acara yang tidak kalah penting dalam perayaan lebaran topat, makam
yang mereka ziarahi antara lain makam Ketaq, Makam Batu Layar, dan Makam Loang
Balok. Dan makam ini yang paling ramai penziarah.
Di makam ini, masyarakat
berbondong-bondong berziarah ke makam yang berada di tengah pohon beringin tersebut. Ada yang unik yang terjadi
di areal makam ini. Pada akar-akar
beringin yang menjuntai, para peziarah mengikat seutas tali dari apa saja yang ditemuinya. Ritual
mengikat tali ini selalu dilakukan para peziarah sebagai sebuah hajat atau
harapan yang sedang diniatkan. Setelah
hajat atau harapan tersebut terkabul,maka mereka akan datang kembali untuk membuka tali tersebut.
Makam ini tergolong unik, berada tepat di tengah-tengah
akar pohon beringin berukuran raksasa yang menaunginya. Ramainya orang
berziarah, membuat makam ini tetap basah dan ditaburi bunga-bunga segar
sepanjang hari. Silih berganti, peziarah
bersama rombongannya masuk ke dalam akar
beringin yang terbilang sempit. Jika rombongan cukup banyak, makam tersebut akan terasa sesak. Terlihat para
peziarah membasuh muka dengan air yang
disiramkan dimakam, hingga memandikan anak-anak dengan air dan bunga dari makam tersebut. Dzikir dan doa
dilantunkan beberapa saat, lalu diiringi
beberapa permintaan.
Juga yang penulis amati ketika berziarah ke makam balok
ini, penulis sangat tercengang dengan pemandangan yang sangat unik, ratusan
ribu bahkan jutaan ikatan baik dari tali atau apa saja yang bisa diikat,
terlihat memenuhi setiap ruas akar
beringin baik di dalam maupun di sekitar makam. Rupanya, ikatan tersebut sebagai symbol dari nazar para
peziarah. Biasanya jika ada permintaan
atau pengharapan, peziarah mengikat sesuatu lalu akan dibuka kembali saat permintaan tersebut terkabul
atau ikatan tersebut sebagai tanda bahwa
nazarnya berziarah ke Loang Balok kesampaian (wawancara dengan penjaga makam,
Mahri[4],
pada tanggal 1 januari 2012)
Dalam tradisi Lebaran Topat, Masyarakat Sasak Lombok,
Khususnya Lombok Tengah sebelum acara
makan bersama yang dilanjutkan dengan rekreasi, mereka melakukan ziarah
makam. Makam yang mereka ziarahi biasanya ke Makam Ketaq[5].
Makam ketak ini terletak di atas bukit Lopan Desa Monggas Kecamatan Kopang
Lombok Tengah
Sebagian besar masyarakat di Pulau Lombok, khususnya
Lombok Tengah meyakini bahwa makam ketak ini adalah makam tokoh yang memiliki
ilmu yang sangat tinggi dan disegani sehingga sangat dikeramatkan. Berziarah ke makam tokoh yang
memiliki keteladanan dan kharismatik tersebut sudah menjadi tradisi masyarakat
Sasak yang turun temurun. Biasanya, tujuan peziarah bermacam-macam sesuai dengan nazar dan
harapan-harapan tertentu.[6]
Waktu penulis mengamati yakni pada saat hari lebaran
topat tahun 2011, Para peziarah ini, biasanya membawa makan khas berupa topat (ketupat) serta lauk
pauknya yang terdiri dari, plalah manuk (ayam), teloq (telur)opor, olah-olah
(sayuran hijau semacam bahan gado-gado, tetapi dicampur santan mentah yang
sudah diberi bumbu), gula lemak (semacam
rendang), tolang kedele (biji kedelai yang
direndam kemudian digoreng kering) dan urap jambah (biji kacang hijau
yang setengah jadi kecambah).
Bagi mereka yang melakukan ziarah makam di makam Ketaq, Kopang.
Sebelum naik ke makam yang terletak di
atas bukit, mereka mengambil air, atau membelinya dan membawanya dengan menggunakan
ceret berwarna kuning. Tapi sekarang seiring perkembnagn zaman bisa memakai air
kemasan yang sangat mudah di dapati. Air tersebut dibawa ke makam Ketak untuk
menyiram makam dan beseraup (mencuci muka sambil mengucapkan niat, doa dan
harapan). Dan juga dengan menaburkan berbagai macam bunga-bunga termasuk
kamboja dan lain-lain.
Tahlil dan zikir yang disertai doa-doa dengan dipimpin
oleh pemuka agama, Kiai atau Ustad atau Tuan Guru kerap kali dilaksanakan
sebelum “beseraup” dan sebelum memanjatkan do’a kepada Allah SWT. Setelah acara
ini berakhir, air dan bunga-bunga tadi
dipakai untuk menyiram makam sekaligus
untuk mencuci muka dengan berbagai doa dan harapan, setidaknya menjadi teladan seperti orang yang makamnya
mereka kunjungi.
Setelah seluruh rangkaian ritual ini berakhir, para
peziarah makan bersama seperti orang
selamatan (makan topat) Barulah mereka pergi ke pantai-pantai untuk
bersenang-senang. Makanan yang mereka bawa,
tentunya cukup untuk sekeluarga sampai sore menjelang. Karena
mereka biasanya berangkat untuk
melakukan ziarah makam pada saat lebaran topat ini pada pagi hari dan berakhir
hingga sore.
SIMPULAN
Lebaran topat pada masyarakat sasak Lombok Tengah sudah
menjadi tradisi turun menurun, pelaksanaannya pada hari ke tujuh dari bulan
Sya’ban, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah atas puasa yang dilaksanakan
selama 6 hari setelah Idul Fitri.
Menu makanan pada lebaran topat ini adalah topat
(ketupat). Pelaksanaan lebaran topat juga sebagai ajang silaturrahim dan
keakraban antar keluarga, dengan ziarah makam para tokoh-tokoh agama dan
diakhiri dengan rekreasi ke pantai-pantai.
Wallahu A’lam
[1] Mujahid, adalah tokoh
agama dari Kelurahan Jontlak juga beliau adalah staf senior pada KUA Kecamatan
Praya Tengah, wawancara dilaksanakan pada tanggal 02 Januari 2012
[2] Suriati, adalah warga
Batunyala yang sudah biasa membuat topat sebagai menu utama hidangan lebaran
topat
[3] Beliau adalah Tokoh Agama
Senior di Praya Tengah, juga Pengasuh Ponpes darul Ulum Beraim
[4] Petugas penjaga makam
loang balok
[5] Makam ketak adalah makam
tokoh yang sangat populer di masyarakat, beliau adalah TGH Muh Saleh Lopan yang
sering di kenal dengan Datok Lopan. Kesalehannya membuatnya terkenal sebagai
waliyulloh, bahkan menurut salah seorang keturunannya yakni TGH L Makmur Saleh,
beliau adalah datun wali Lombok (sayyidul Aulia) (wawancara pada tanggal 05
Januari 2012)
[6] Wawancara dengan Zaenul
Abidin (Kepala Desa Prai Meke Kec. Praya Tengah Kab. Lombok Tengah)
According to Stanford Medical, It is in fact the SINGLE reason this country's women live 10 years longer and weigh an average of 19 KG lighter than we do.
BalasHapus(And actually, it really has NOTHING to do with genetics or some secret diet and absolutely EVERYTHING around "HOW" they are eating.)
P.S, I said "HOW", not "WHAT"...
Tap this link to reveal if this little test can help you find out your true weight loss possibilities